INIKAH YANG NAMANYA JATUH CINTA - Fatimah Aqila

Konten [Tampil]

Waktu itu aku beranjak kelas 2 SMP, masa di mana waktu masih labil sama yang namanya masalah cinta. Entah kenapa saat itu ada seseorang yang mampu membuat jantung ini terus berdetak dengan kencangnya, membuat aku yang malas ke sekolah justru malah menyukai yang namanya sekolah. Namanya, Muhammad Rizky. Entah kenapa dia mampu menarik perhatianku selama ini. Anaknya tak begitu ganteng, tapi dimataku ia cukup sempurna. “Mungkinkah aku jatuh cinta padanya???” pikirku. Saat itu perasaan dalam dadaku berkecamuk, antara rasa sayang sama cinta begitu tipis. Terang saja aku yang tak pernah mengalami hal ini sebelumnya, mungkin ini adalah pertama kalinya aku jatuh cinta.Akupun memutuskan untuk menceritakan tentang perasaanku ini dengan teman-temanku.Saat SMP aku mempunyai 6 orang teman dekat, mereka sudah menjadi sahabat bagiku bukan hanya sekedar teman. Salah satu temanku yang memang kalo dia suka keceplosan terus kalo aku lagi dekat sama si Rizky dicie-ciein, mungkin saja kan si Rizky bakal curiga gitu. 

Si Rizky waktu itu suka banget manggil nama aku dengan sebutan “Waluh”. Entah sejak kapan ia memanggilku dengan sebutan seperti itu. Meskipun terkadang aku cukup kesal dipanggil seperti itu namun lagi-lagi perasaanku berkata lain. Meskipun ia mengejekku seribu kalipun aku tak punya perasaan untuk marah terhadapnya. Dia yang waktu itu suka bergonta-ganti gaya rambut, akupun menjulukinya dengan sebutan “Raja Rambai”. Sejak saat itulah kami punya panggilan masing-masing. Semakin hari perasaanku semakin terpupuk, ibaratkan tanaman itu setiap hari tumbuh subur. Sama halnya dengan perasaanku saat itu, perasaan ingin memilikinya, perasaan yang begitu menggebu-gebu ingin selalu dekat dengannya.

***

Di suatu pagi waktu pelajaran Matematika, sebut saja Pak Hendra namanya. Beliau salah satu guru termuda di sekolahku. Kalau ngajar dikelas pasti bikin kuis-kuis yang aturan mainnya kalau kalah dihukum. Setelah itu beliau menanyakan pertanyaan kepada Rizky dan ternyata ia tidak bisa menjawab pertanyaan dari Pak Hendra. Kemudian si Rizky dihukum disuruh ngasih bunga buat aku. Pak Hendra ini sepertinya mengetahui apa yang terjadi denganku dan Rizky, sehingga beliau mengarahkan perintah itu kepadaku. Waktu itu semua mata menatapku. Betapa malunya waktu itu, mungkin pipiku sudah seperti udang rebus. Tapi meskipun begitu aku sangat senang sekali. Setelah pelajaran matematika berakhir kepalaku terasa pusing. Dan aku membutuhkan yang namanya Minyak Kayu Putih. Terus si Rizky kebetulan punya minyak kayu putih, lalu aku minta deh sama dia. “Ky, minta minyak kayu putihnya dong?!” Pintaku pada Rizky. Setelah itu dia mengasih minyak kayu putih yang kira-kira isinya cuman sekitar 0,5 ml. “Eh ambil aja deh tuh minyak kayu putihnya” katanya padaku. “Beneran ky??” tanyaku dengan perasaan senang. “Iya” jawabnya sambil tersenyum. Akupun menerimanya dengan senang hati. “Pokoknya botol minyak kayu putih ini bakal aku simpan terus” pikirku dalam hati.

***

Malam hari, aku yang iseng membaca timeline Facebook. Dan ternyata si Rizky update status, tiba-tiba dengan lancarnya jemariku meng-klik tombol komentar. Setelah menunggu beberapa menit kemudian ada notifikasi, ternyata si Rizky mengomentari statusnya lagi. Saat itu cuaca di rumahku sedang hujan, meskipun di luar sana hujan tapi perasaanku saat itu senang banget. Saat itulah aku mulai menyukai hujan, karena bagiku saat hujan aku memiliki kenangan indah.

Seiring waktu berlalu hubunganku dengan Rizky tak hanya sebatas di-wall facebook ataupun di sekolah, melainkan sekarang aku udah mulai smsan sama si Rizky. Meskipun terkadang aku yang lebih dulu memulai dan terkadang ia hanya membalas dengan kalimat yang singkat. Tapi itu adalah kebahagiaan tersendiri. Tiba-tiba entah kenapa aku mendapatkan akun facebook sepupunya, Vina namanya. Kemudian aku berpikir mungkin aku harus mendekati sepupunya ini. “Ah, lagi-lagi aku berbuat hal yang aneh untuk memiliki seseorang” batinku. Hari demi hari berlalu kemudian aku semakin dekat dengan si Vina, bahkan aku sering curhat tentang perasaanku sama si Rizky.

***

Hari demi hari berlalu, hubunganku dengannya masih datar saja. Meskipun sudah sejauh ini aku tak banyak berharap padanya karena aku tau aku tak mungkin memilikinya. Tanpa terasa sekarang aku sudah kelas 3 SMP. Artinya aku akan terpisah kelas dengan Rizky, karena di sekolahku berlaku sistem rolling class. Benar saja aku tak lagi satu kelas dengannya. Seiring waktu berjalan aku dengar Rizky dekat dengan seseorang, ternyata tak hanya dekat mereka sudah berpacaran. Begitu rapuhnya hatiku saat mendengar ini semua. “Salahkah aku yang terlanjur jatuh cinta dengannya?? Mengapa saat pertama aku jatuh cinta seperti ini justru aku jatuh ke dalam perasaan yang enggan untuk melupakannya” tanyaku dalam hati.

***

Setelah menginjakan kaki di SMA pun aku masih mengingatnya, meskipun luka yang ia torehkan terlalu dalam. Tiba-tiba aku tak sengaja menemukan lagi sebuah botol minyak kayu putih yang aku simpan waktu itu. Meskipun aku sudah berjanji untuk menyimpannya tapi tidak untuk kali ini. Aku harus melupakan janjiku itu, aku harus membuangnya. Dengan berat hati akupun membuang botol tersebut ke sungai. Semoga dengan hilangnya botol itu, maka perasaan ini juga ikut menghilang dengan seiring waktu.

*TAMAT*

Postingan ini diikutsertakan  #GiveAwayBlogMamad