Konten [Tampil]
"Terkadang orang lain hanya bisa melihat hasil akhir, dibandingkan menghargai setiap usaha yang dilakukan"
Source : bbm |
Hari yang terberat selama 3 tahun
ini telah dilalui. Bagaimana tidak berat, masa 3 tahun yang kami lalui hanya
ditentukan oleh 3 hari? Segala usaha yang telah kami kerahkan. Mulai dari pergi
kesekolah petang hingga kembali kerumah saat senja menyapa. Bahkan ada yang
rela sampai malam hari, hanya untuk belajar. Usaha kami tak hanya sampai
disitu, bahkan ketika sampai rumah pun lagi-lagi kami harus mengulang pelajaran
tersebut. Sampai hari H tiba pun, kami tak pernah lelah untuk mempelajari semua
materi yang menjadi SKL Ujian Nasional. Meskipun terkadang berjuta perasaan
lelah ataupun bosan berhadapan dengan materi itu-itu saja. Kami bukan pejuang
yang menyerah sampai disitu. Semua yang kami lakukan hanya untuk membanggakan
orang tua kami. Kami ingin membuktikan, hasil dari 3 tahun terakhir yang kami lalui. Tak hanya belajar, doa pun tak
pernah lupa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena usaha tanpa doa,
hasilnya nihil.
*14 April 2014
Ketika hari pertama mengikuti ujian
nasional. Kami menerima beberapa lembaran kertas yang berisikan “soal-soal”
yang akan menentukan masa depan kami. Kami yang menerima lembaran soal dengan
perasaan yang tak karuan. Ketika menerima soal Bahasa Indonesia, mungkin itu
pelajaran yang hanya membutuhkan ketelitian dalam membaca. Tapi, saat menerima
soal Biologi. Terkejut. Iya. Yang kami rasakan hanya keterkejutan. Beberapa soal
yang kami terima keluar dari skl yang
telah dipelajari. Bahkan, ketika saya bertanya kebeberapa siswa yang lainnya
pun mereka juga merasakan hal yang sama. Apakah ini suatu kesalahan sistem atau
apa?
Beberapa saat kemudian, setelah
Ujian hari pertama selesai digelar. Ada berita yang sangat mengejutkan dari
media massa ataupun twitter.
Silahkan kalian bayangkan sendiri
bagaimana susahnya jika soalnya bertaraf internasional. Beberapa orang yang
saya tanyapun rata-rata semuanya menjawab susah. Bagaimana dengan orang pintar?
Orang pintar sekalipun yang saya tanya juga memberikan jawaban yang sama.
Logikanya itu seperti ini, Kalo kita terbiasa memakan nasi kalo di kasih jagung
bagaimana? Tak semua orang bisa memakan jagung, dan itu pun butuh proses. Sama
halnya dengan kami, yang terbiasa mengerjakan soal ujian bertaraf nasional.
Mulai dari Try out pertama hingga akhir, ujian sekolah, latihan soal. Semua
yang kami pelajari bertaraf nasional. Sedikitpun tak ada terbesit dalam
bayangan kami kalo soal ujian nasional tahun ini bertaraf internasional.
Apakah tidak ada pemberitahuan
sebelumnya? Tidak ada. Mengetahui soal ujian bertaraf internasional pun setelah
melewati ujian nasional dihari pertama. Seandainya hal ini diberitahukan dari
awal kalo soal yang diberikan akan bertaraf internasional. Mungkin itu bukan
kesalahan kami. Bahkan hingga ujian berakhir masih ada siswa yang tidak
tahu-menahu tentang soal yang bertaraf internasional tersebut. Siapa yang patut
disalahkan?
Kami hanya berharap semoga 3 tahun itu tak menjadi kesia-siaan hanya karena 3 hari itu. Semoga pihak terkait lebih mempunyai rasa iba terhadap kami yang susah payah menempuh pendidikan 3 tahun ini. Terlebih dari itu, yang kami pikirkan hanya satu. Bagaimana jika kami tidak bisa membuat bangga orang tua kami? Bagaimana jika mereka kecewa? Hanya itu. Mereka yang harap-harap cemas mendoakan kami menempuh 3 hari tersebut, mereka yang tak pernah putus mendoakan kami.
Meskipun kami diimingi dengan kepastian "Pasti lulus 100%", tetap saja yang kami harapkan tak sekedar lulus. Kami juga ingin mendapat nilai diatas rata-rata. Apapun, hasil akhirnya Insya Allah akan kami terima dengan lapang dada. Semoga apa yang telah dihadapkan kepada kami dimasa sekarang ini, akan menjadi pilihan terbaik dimasa akan datang. Setelah hujan pasti ada pelangi. Sampai ketemu dimasa depan, semoga masa depan kita akan mengagumkan seperti layaknya bintang yang gemerlap dimalam hari. Keep fighting!!!
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Al-Insyirah : 6)
Amin Allahumma Amin :) |
Membahas ujian Nasional memang tak ada habisnya. Apalagi menyangkut masih perlukah Ujian dilaksanakan? Menurut kalian bagaimana?
Sumber :
http://kampus.okezone.com/read/2014/04/14/560/969831/soal-un-setara-ujian-dunia
*Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, mohon maaf sebesar-besarnya. Mungkin itulah suara hati saya, ataupun suara hati siswa/siswi yang lainnya. Bagaimanapun, bukankah negara ini negara demokrasi? Yang bebas untuk menyatakan pendapat tanpa ada larangan*
*Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, mohon maaf sebesar-besarnya. Mungkin itulah suara hati saya, ataupun suara hati siswa/siswi yang lainnya. Bagaimanapun, bukankah negara ini negara demokrasi? Yang bebas untuk menyatakan pendapat tanpa ada larangan*
Harusnya Pemerintah Sadar Betul!
ReplyDeleteDi era dewasa ini, yang diperlukan Indonesia bukan orang-orang 'Pandai' yang akan mengguncang dunia!
Kita lebih membutuhkan orang-orang jujur yang mampu mengumpulkan serpihan Indonesia!
UN ada atau Tidak bukan masalah yang sesungguhnya! Tapi cara bagaimana anak bangsa mendapatkan hasilnya, itulah yang harusnya menjadi sorotan utama dan pekerjaan rumah yang terabaikan!
Berharap akhirnya 'anjing-anjing' negara yang tidur dikursi perintahan mau bangun dan tidak hanya mementingkan isi perut busuknya!
sama, aku juga tahun ini ujian nasional bareng kamu. Kenapa tahun angkatan ini selalu sial sih, dari UASBN pertama, SMP 5 paket pertama, dan sekarang UN dengan soal berstandar internasional. mengerikann :( ternyata bukan aku yang juga merasa kalo soal UN kemarin sulit banget, ternyata semua anak seindonesia raya juga merasakannya -_-
ReplyDeleteSemoga mendapatkan nilai UN yang bagus dan bisa dapat universitas yang diinginkan. Amin. o:)
ReplyDeleteSaya tahun depan UN-nya, semoga aja soalnya nggak campuran, soal nasional dan internasional. Hehe..
Semoga seluruh pelajar Indonesia lulus, dan semoga pemerintah juga harus sadar, kenapa uji coba nya bukan pas Try Out aja !! Trus gw mau nanya, pas Try Out dari dinas itu soalnya hampir sama sama yg di keluarin di UN gak ? Tengkiu
ReplyDeletesangat miris, kelulusan ditentukan hanya dengan 3 hari. padahal selama 3 tahun sekolah, para gurulah yang tahu kekurangan dan kelebihan muridnya. jadi merekalah yang berhak memutuskan kelulusan muridnya.
ReplyDeletepengalaman pribadiku dulu punya temen yang suka bolos sekolah tapi pas UN lulus. bukannya aku ngiri, gak pernah masuk tapi bisa lulus.
berarti mending bolos gak masuk tapi pas ikut UN bisa lulus.
ahh, kasian bangett ada di angkatan percobaan ya..dulu masanya aku masih yang soal A B gituu...hehehe, boleh yang aneh aneh tapi dulu aku belum ada kepastian bakalan lulus 100%, aku sampe nggak bisa tidurrr..makan pun tak lahap...semoga nilainya bisa bagus ya..:)
ReplyDeleteKalau menurut saya pribadi sih, UN ini sama sekali tidak ada manfaatnya. Mengeluarkan dana yang besar, selalu memunculkan kecurangan dimana2 jadi seolah-olah UN ini hanya proyek untuk menghabiskan dana saja. Lebih baik, kembalikan saja ke sistem EBTANAS dulu. Berapapun nilainya pasti lulus, kalau dapat nilai 4 ya bakal 4 di ijazahnya. Biarkan tingkat pendidikan selanjutnya yang akan menyaring calon-calon siswanya.
ReplyDeleteSemoga sistem pendidikan kita semakin bagus. Bukan hanya dijadikan ajang coba-coba yang mengorbankan siswa-siswa sebagai kelinci percobaan.
Waw...lembar jawabannya yang terakhir tulisannya keren...."pasti lulus" itu yg di kumpul ke pengawas yah.. ?? kalo itu..gue jamin "pasti ngga lulus" hehe...
ReplyDeleteOh gitu yahh gue baru tau sekarang soalnya berstandar internasional gitu?? jadi soalnya dari luar negeri gitu yah??
Yah pasti pemerintah udah mikir yg mateng2 sebelum ngasih kebijakan seperti ini.. itu yg terbaik kok... gue yakin 100 persen bakalan luluss...
TERMASUK KAMU UYEEEEEHH.......
Banyak juga sik kemarin yang marah-marah sama M Nuh di twitter, ya masalahnya sama kayak kamu Aqila. Aku juga seangkatan sama kamu.. dan juga tahu gimana rasanya jadi kita. *halah
ReplyDeletetapi aku sih punya pandangan yang lain soal UN, ya aku setuju UN diadakan sebagai tolok ukur kelulusan siswa. Ya gini sih, maksudnya kalo guru yang meluluskan siswa gara-gara UN dihapus, maka yang akan terjadi semua siswa bakal lulus cuma-cuma. Enggak logis aja seorang guru tidak meluluskan anak muridnya, apalagi jaman sekarang sekolah pada gengsi kalo ada murid yang enggak lulus. Jadi... UN bertaraf international sih, menurut aku wajar. Aku juga kesusahan, yang lain juga, jadi buat apa khawatir kalo semuanya senasib? entar juga taraf kelulusan jadi menurun kan..
@Nurul Huda: Iya juga sih, ya terima aja gitu. Yang jd masalahnya sih bisa nggak mereka menghargai jerih payah kita sedikit saja :D Semua yang telah direncanakan pasti ada maksud dan tujuannya, sayangnya kita gak terlalu tau sm maksud dan tujuannya :(
ReplyDelete@FitrianiLee:Iya benar fit! merdeka muehehhehe
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete