Konten [Tampil]
Adelia yang berumur 10
tahun sedang asyik bermain dengan boneka barbienya di tengah malam saat Jum’at
Kliwon. Ketika itu Adelia sedang asyik menari-nari sambil bernyanyi dengan
riangnya. Tiba-tiba ia melihat ada sebuah bayangan yang terpantul di dinding kamarnya.
“Ah, apaan sih itu
paling kakak Aldy yang lagi nakut-nakutin aku!” gerutu Adelia. Adelia tidak lagi
menghiraukan bayangan itu, ia masih asyik dengan boneka barbienya. Selang beberapa
menit kemudian ketika Adelia sedang asyik meloncat-loncat di atas kasur, tiba-tiba ia melihat lagi sosok bayangan yang
terpantul di dinding kamarnya tadi.
“Kak Aldy!!! jahil
banget sih ngusilin aku kayagitu. Kakak mau ikut main sama aku ya?” teriak
Adelia.
“Hihihihi”
“Kak Aldy nggak lucu
tau ketawa kayak hantu gitu!” gerutu Adelia lagi.
Adelia yang masih asyik
bermain dengan boneka barbienya tak lagi menghiraukan bayangan yang disangkanya
itu adalah sosok kakaknya.
Beberapa menit
kemudian.
Tiba-tiba ada seseorang
yang menghampiri Adelia dan ia berkata “Adelia, aku mau ikut main sama kamu
dong. Boleh nggak?”
“Apaan sih Kak Aldy
pakai suara cewek kayagitu nggak lucu ta----“ Adelia mendongak kebelakang, tiba-tiba
saja ucapannya terhenti ketika melihat sosok yang ada dibelakangnya.
“Kak Aldy tolongin
Adel, adaaa hantu di kamar ini!” teriak Adelia sekencang-kencangnya hingga
membangunkan kakaknya.
“Adel! Ada apa sih?!
Malam-malam gini teriak-teriak. Kakak lagi enak-enakan tidur tau!” omel
kakaknya ketika sampai dikamar Adelia.
“Itu, kak aku takut,
ada hantu, hantunya cewek,” tunjuk Adelia ke arah lemari di sudut kamarnya.
Kakaknya pun menoleh ke
sekitar lemari itu. “Ah, dasar anak kecil imajinasinya udah kelewatan! Mana ada
hantu? Mana?”
“Itu ada dia lagi di
samping lemari ituuu kak,” jawab Adelia masih dipenuhi rasa takut.
“Adelia, kamu itu kalo
udah malam gini mending tidur aja daripada main-main kayak gini”. Belum sempat
Adelia menjawab omelan kakaknya. “Udah ah, kakak mau tidur lagi!” ucap kakaknya
sambil berlalu pergi.
“Huh, gimana bisa sih
Kak Aldy nggak liat itu hantu?” gerutu Adelia dan melirik lemari di sudut
kamarnya itu, benar saja sosok hantu itu sudah menghilang.
“Hantunya udah nggak
ada lagi ternyata, yaudah aku mau tidur lagi aja deh” pikirnya.
Beberapa menit Adelia
memejamkan matanya, kemudian ada seseorang yang mencoba membangunkannya.
“Adelia, bangun dong
temenin aku main hihihihi” ucap sosok itu.
Adelia yang sudah
terlelap ke alam mimpi. Kemudian ia tersentak dari tidurnya ketika melihat
sosok yang ada di depannya sedang terisak menangis.
“Hiks....hiks...hiks”
“Ah, kamu siapa sih?
Menggangguku terus!” gerutu Adelia dengan setengah mata terpejam dan masih
dengan rasa ketakutan.
“Kenalin, nama aku
Kunti.” sambil tersenyum di depan muka Adelia.
“Terus kamu ngapain
mengganggu aku terus?”
“Aku bukannya
mengganggu kamu. Tapi aku kesepian. Aku nggak punya teman. Teman-teman di dunia
hantu membenciku, mereka tidak menyukaiku.” Jawab kunti disertai isak
tangisnya.
“Lalu,apa hubungannya
denganku?” jawab Adelia dengan wajah yang masih kesal dengan Kunti tersebut.
Tetapi ketika melihat Kunti itu sesenggukan menangis Adelia malah melihatnya
iba dan tidak takut lagi seperti ia melihat Kunti untuk pertama kalinya.
“Aku hanya ingin
berteman denganmu kok. Aku mau kok jadi teman kamu Del, meskipun aku tidak bisa
membantumu saat kamu sedih ketika dijauhin teman-teman sebayamu---sama
sepertiku” jawab Kunti pelan.
“Hah? Kok kamu tau sih
kalo aku juga dijauhin teman-teman sebayaku?” tanya Adelia dan kemudian ia
membenarkan posisi duduknya.
“Iya, karena biasanya
aku selalu memperhatikanmu di balik lemari itu. Aku sering melihatmu menangis
hanya karena kamu nggak punya teman” jawab kunti.
“Hm...benarkah kamu
tidak akan menggangguku?” tanya Adelia penasaran.
“Beneran. Aku tidak
akan mengganggu kamu. Tapi kamu maukan jadi temanku?” tanya kunti lagi.
“Mau nggak ya? Okedeh.
Aku mau kok!” jawab Adelia kemudian tersenyum pada Kunti.
“Janji ya”
“Iya aku janji, Kunti”
Sejak
malam itu Adelia dan Kunti berteman baik. Hingga usia Adelia beranjak dewasa
Kunti masih setia menjadi teman terbaik Adelia---begitupun sebaliknya. Tak ada
sedikitpun rasa takut menghinggapi Adelia ketika berteman dengan Kunti. Karena
ternyata Kunti tidak menakutkan seperti di cerita-cerita horor yang sering ia
dengar.
***
Saat Malam minggu tiba,
Adelia sedang asyik jalan kaki
menyusuri taman kota bersama Kunti. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan Adelia
ketika berjalan bersama Kunti, karena tak ada seorang pun yang bisa melihat
Kunti selain Adelia sendiri. Malam itu suasana hati Adelia sedang gelisah.
“Kunti, gimana nih aku
sayang banget sama Donny. Tapi orang tuaku ngotot untuk menjodohkanku dengan kak
Gilang, anaknya teman mama.”
“Gimana ya Del, aku
juga nggak tau. Itu terserah kamu aja.” Jawab Kunti.
“Iya, aku berusaha
untuk ikhlas untuk berpisah sama Donny. Tapi aku bingung menjelaskan kepada
Donny gimana?”
“Hm..gimana kalau kamu
ajak Donny ketemuan sekarang aja,” usul Kunti.
“Oh, Iya oke deh. Aku
telpon Donny dulu deh,” jawab Adelia sambil memencet tombol handphonenya untuk
menghubungi Donny.
Sejak tadi orang-orang di
sekitar Adelia memandangnya dengan tatapan yang mengherankan. Karena melihat
Adelia yang duduk sendirian, tetapi terlihat sedang mengobrol sendiri.
“Parahtuh cewek
cantik-cantik ngomong sendiri,” ucap salah satu cowok yang daritadi heran
melihat tingkah laku Adelia.
Tetapi Adelia tak
menghiraukan cibiran orang disekitarnya, ia masih asyik menunggu jawaban telepon
dari Donny, kekasihnya.
“Halo Donny, bisa nggak
ketemuan di Taman Kota. Aku tunggu ya kamu dekat Taman seperti biasanya kita
ketemu” ucap Adelia diujung telepon.
Setelah sambungan
telepon terputus, Adelia termangu menunggu kedatangan Donny. Sembari ia mencoba
untuk meyakinkan hatinya agar ia sanggup menjelaskan semuanya pada Donny.
Setelah menunggu
sekitar 10 menit kemudian, akhirnya Donny datang.
Malam ini Donny
terlihat lebih ganteng dari biasanya. Ia terlihat lebih rapi dengan setelan
kemeja kotak-kotaknya dan rambut barunya yang kelihatan membuatnya lebih
terlihat manis dari biasanya.
“Eh, Del mau ngomong
apa sih? Kayaknya serius banget gitu mukanya,” tanya Donny penasaran pada
Adelia.
“Hm, sebelumnya aku mau
minta maaf ya Don. Maaf jika aku tega menyampaikan ini kepadamu. Karena
sebenarnya aku juga nggak mau menyakiti kamu berlama-lama.” ucap Adelia lirih
sambil berusaha menyembunyikan kesedihan yang tampak dimukanya.
“Del, kamu jangan
bercanda gitu dong,” jawab Donny sambil terkekeh karena ia pikir Adelia sedang
bercanda.
“Nggak Don! Aku nggak
sedang bercanda! Aku serius. Kayaknya hubungan kita udah cukup sampai disini
aja ya Don. Aku nggak perlu kasih alasan kepada kamu karena cepat atau lambat
kamu akan mengetahuinya.”
“Del! Kenapa kamu
tiba-tiba ngomong gitu. Apa ini yang kamu bilang cinta selama ini, dan pada
akhirnya kamu meninggalkanku tanpa alasan seperti ini?” tanya Donny berusaha
untuk menyembunyikan segala kekacauan yang sudah menyeruak kepermukaan
wajahnya.
“Bukann gitu Don. Aku
punya ala---“
Belum sempat Adelia melanjutkan
kalimatnya. Donny sudah beranjak pergi, dan melaju dengan mobilnya.
Adelia yang saat itu
hatinya sangat terpukul. Ia menangis sejadi-jadinya di depan Kunti.
Tanpa
kamu tahu Don, aku sangat mencintaimu. Aku melakukan semua ini karena aku cuma
ingin menjadi anak yang menurut kepada orang tuaku. Walau bagaimanapun hubungan
kita, aku masih menyimpan rasa ini untukmu
***
1 tahun kemudian...
Adelia sedang asyik
menikmati pemandangan taman kota pada malam ini bersama Kunti. Tiba-tiba ada
yang memanggil Adelia.
“Del...Adelia...Adelia”
teriak cowok itu.
Adelia pun menoleh
kebelakang, mencari orang yang dari tadi memanggilnya. “Donny? Ngapain kamu
disini?”
“Oh, hm...Aku mau
ngomong sama kamu Del” jawab Donny.
“Oh, ngomong aja Don.
Kamu sakit ya Don? Kok mukamu terlihat agak pucat gitu?” tanya Adelia yang
melihat muka Donny tak seperti biasanya.
“Ah, nggak kok Del. Aku
sehat-sehat aja.” Jawab Donny berusaha memalingkan mukanya agar tak terlihat
oleh Adelia.
“Begini Del. Aku cuma
mau nanya sama kamu, alasan kamu mengakhiri hubungan kita satu tahun yang lalu
itu kenapa?” tanya Donny lirih.
Adelia tersentak ketika
mendengar pertanyaan Donny. “Sebelumnya aku minta maaf ya Don. Kemaren aku tak
sempat menjelaskan semuanya kepadamu. Karena aku tidak ingin menyakiti
perasaanmu lebih lagi. Waktu itu aku dijodohkan kedua orang tuaku sama anak
teman mamaku Don, namanya Gilang. Sebenarnya aku tidak ingin menuruti kemauan
kedua orang tuaku tapi aku tidak tega jika harus menolak permintaan mereka Don,”
jelas Adelia.
“Oh, begitu ya Del.
Maaf ya Del, waktu itu aku tidak mendengarkan penjelasanmu. Aku lebih memilih
pergi tanpa mendengarkan kamu dulu. Lagian, aku sekarang udah ikhlas kok. Aku
harap kamu bahagia bersama Gilang ya Del.” Ucap Donny berusaha menyimpan
perasaan sedih di mukanya. “Aku pergi dulu ya Del. Oh iya aku juga minta maaf
atas segala kesalahan yang aku buat selama bersama kamu,” sambung donny lagi
dan berlalu pergi.
“Donny, seminggu lagi
hari ulang tahun kamu. Aku boleh ketemu kamu lagikan?” teriak Adelia. Tetapi
Donny tak menghiraukan teriakan Adelia. Donny tetap berjalan lurus tanpa menoleh
kearah manapun.
Ketika hendak beranjak
pergi Adelia melihat buku yang berjudul Cintaku seperti bunga Edelweiss di
samping tempat ia duduk. “Don, ini bukumuu keting---“ Tak sempat ia melanjutkan kata-katanya
ternyata Donny sudah tidak terlihat di ujung jalan.
Adelia menoleh kepada
Kunti yang daritadi hanya diam mendengarkan percakapannya dengan Donny. “Eh,
Kunti kamu diam aja daritadi. Ayo kita pulang!” Ajak Adelia pada Kunti.
“Kamu pulang duluan aja
ya Del. Aku ada urusan sebentar,” ucap Kunti.
“Oke deh Kun!” Adelia
pun beranjak dari tempat duduknya dan berlalu pergi.
***
Satu minggu kemudian...
“Kunti, nanti siang
temenin aku ke rumah Donny ya. Aku mau memberi kejutan buat ulang tahun Donny
hari ini. Sekalian aku mau mengembalikan buku Donny yang ketinggalan waktu itu.
Oh iya Kun, ternyata buku Donny yang ketinggalan kemaren itu seru banget
ceritanya. Buku itu menceritakan tentang keabadian cinta seseorang. Aku pikir
Donny tidak menyukai buku-buku yang seperti itu Kun. Mau kan kamu nemenin aku
ke rumah Donny?”
Perubahan wajah Kunti
pun menjadi serius. “Nggak usah dikembaliin aja Del bukunya Donny. Lagian kamu
ngapain sih memberi kejutan segala buat Donny. Donny itu bukan siapa-siapa kamu
lagi Del! Donny itu udah jadi mantan
kamu. Kalo kak Gilang tau kamu masih menemui Donny, bisa-bisa kak Gilang akan
marah sama kamu” ucap Kunti ketus.
“Apaan sih kamu Kun!
Aku kan udah janji sama Donny kemaren buat ketemu dia lagi saat ulang tahunnya,
lagian aku juga mau mengembalikan buku ini.” Jelas Adelia pada Kunti.
“Tapiii Del, aku pikir
Donny sudah tidak ada lagi di rumahnya.” Jawab Kunti berusaha mengatakan hal
yang selama seminggu ini ia sembunyikan dari Adelia.
“Hah? Apa-apaan kamu
Kuntiiii? Ngaco tau! Yaudah kamu nggak usah banyak komentar ya Kunti. Kamu
harus temenin aku ke rumah Donny siang nanti.”
Kunti pun hanya
mengangguk menerima ajakan Adelia.
“Cepat atau lambat kamu akan tahu keadaan yang
sebenarnya Del.” Ucapnya dalam hati.
***
Setelah bersiap
kemudian Adelia dan Kunti menuju ke rumah Donny.
Ditengah perjalanan
Adelia merasakan udara di sekitarnya tidak seteduh seperti satu tahun yang
lalu, ketika kota ini masih jauh dari padatnya penduduk. Pertokoan serta
bangunan tinggi terlihat semrawut memenuhi
kota ini. Bahkan pohon-pohon pun seperti kehilangan kehidupannya, sama seperti
hidup Adelia sejak mengakhiri hubungannya dengan Donny dimalam itu.
Akhirnya Adelia sampai
di depan rumah Donny.
“Halo. Tante” sapa
Adelia pada perempuan paruh baya yang sedang asyik membersihkan pekarangan
rumahnya.
Perempuan itu pun
menghentikan aktivitasnya dan menoleh pada Adelia. “Eh, Adelia udah lama nggak
berkunjung ke rumah Tante.” ucap seorang perempuan paruh baya itu, ia adalah
Ibu Donny.
“Hehehe, iya Tante.
Soalnya aku sibuk kuliah akhir-akhir ini,” jawab Adelia sambil senyum sumringah.
“Ayo, masuk ke dalam
aja biar kita ngobrol-ngobrol,” ajak Ibu Donny pada Adelia.
“Ngg, nggak usah Tante
aku cuma mau ketemu Donny aja kok. Ini aku mau mengembalikan buku Donny yang
ketinggalan seminggu yang lalu di taman. Tante, Donny ada dirumahkan?”
“Hah? Maksud kamu apa?”
tanya Ibunya Donny heran.
“Maksud aku, aku cuman
mau ketemu Donny bentar doang kok dan hanya ingin mengembalikan buku ini...”
ulang Adelia sambil menunjukkan buku yang mau ia kembalikan.
“Adelia! Donny udah
nggak ada...Donny udah meninggal satu tahun yang lalu,” ucap Ibu Donny kemudian
mulai terisak.
“Maksud tante apa?
Seminggu yang lalu aku ketemu Donny kok. Tante bohongkan?” tanya Adelia heran.
“Adelia, Tante nggak
bohong kok,” jawab ibunya Donny yang mulai tak bisa menahan air matanya.
Adelia yang mendengar
itu pun seketika tubuhnya lemas, kue ulang tahun yang dibawanya untuk Donny
seketika jatuh ke lantai. Ia pun terduduk kaku, kemudian air matanya menetes
begitu saja.
“Bagaimana bisa Donny
meninggal Tante? Kenapa tidak ada yang memberitahu Adel sebelum ini? Kenapa?”
“Begini, waktu itu
malam minggu. Donny bergegas keluar rumah dengan pakaian yang rapi. Tante pikir
Donny menemui kamu Del. Lalu tiba-tiba saat pukul 9 malam tante mendapat
telepon, kalau Donny mengalami kecelakaan saat itu. Menurut saksi mata saat itu
Donny sedang melaju kencang, tiba-tiba ada anak kecil yang mau menyeberang. Karena
Donny tidak dapat lagi menghentikan mobilnya, lalu mobil Donny berbelok ke
samping kiri sehingga menabrak sebuah pohon besar. Saat itu keadaan Donny
sempat bisa diselamatkan, tetapi Tuhan berkata lain. Malam itu juga Donny
meninggalkan kita semua, termasuk kamu.” cerita Ibunya Donny kepada Adelia
sembari berusaha menenangkan Adelia yang semakin menangis terisak.
“Udah Del, jangan
menangis lagi. Ikhlaskan Donny ya. Agar Donny tenang di alam sana.” Ucap Ibunya
Donny lagi sambil memeluk Adelia.
“Aku pengen ke makam
Donny Tante, aku pengen ke makam Donny sekarang juga!” pinta Adelia sambil
berusaha menahan tangisnya yang semakin pecah.
Ibu Donny pun mengajak
Adelia ke makam Donny. Sesampainya di makam Donny, lagi-lagi Adelia tak bisa
menahan air matanya. Tangisnya semakin pecah.
“Tante, biarin Adelia
sendirian disini ya” ucap Adelia karena ia tidak mungkin membiarkan Ibunya
Donny semakin sedih ketika melihat isak tangisnya yang semakin kencang, membuat hati ngilu bagi yang mendengarnya.
“Kamu nggak papa Del
kalo tante tinggalin sendirian disini?”
“Iya, nggak apa-apa”
gumam Adelia.
“Tante tinggal dulu ya
Del. Kamu jangan lama-lama disini karena kelihatannya sebentar lagi hujan akan
turun.” Jawab Ibunya Donny sambil berlalu pergi meninggalkan Adelia sendiri di
makam Donny.
Adelia memeluk nisan
Donny, dan semakin menjadi-jadi tangisnya. Kunti yang daritadi hanya diam
kemudian membuka mulutnya.
“Del, maafkan aku ya
tidak memberi tahu ini sebelumnya sama kamu. Aku udah tau ini seminggu yang
lalu saat malam itu aku bilang pada kamu kalo kamu pulang duluan aja, karena
aku ada urusan sebentar. Sebenarnya malam itu aku menemui Donny, Del. Maafkan
aku ya,” ucap Kunti dipenuhi rasa penyesalan karena tidak memberitahu kepada
Adelia pada malam itu juga kejadian yang sebenarnya.
Adelia masih memeluk
nisan Donny, dan tangisnya semakin tak terbendung lagi.
“Pada malam itu, aku
sudah mulai curiga dengan keadaan Donny yang mukanya terlihat lebih pucat dari
biasanya. Tanpa kamu tahu, Donny pada malam itu juga melihat kehadiranku di dekat
kalian” jelas Kunti pada Adelia yang masih sesenggukan. Kunti mulai
menceritakan semuanya pada Adelia saat ia menemui Donny pada malam itu.
Malam saat aku menemui
Donny...
“Donny, kenapa kamu
masih menemui Adelia sementara kamu sudah berada di dunia yang berbeda dengan
Adelia?”
Kemudian Donny
menjelaskan semuanya padaku. “Aku gentayangan seperti ini bukan karena apa-apa.
Hanya saja aku masih penasaran alasan apa yang membuat Adelia mengakhiri
hubungan kami pada malam itu. Saat itu perasaanku sedang kacau. Aku tidak bisa
lagi menahan emosi. Sehingga aku mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.
Hingga pada akhirnya saat itu ada anak kecil yang menyeberang jalan. Tanpa
berpikir panjang aku membelokkan mobilku ke samping kiri sehingga menabrak sebuah
pohon besar.”
Saat itu Donny juga
berpesan padaku. “Iya tidak akan datang lagi untuk menemui kamu, ataupun
mengusik kehidupanmu lagi. Karena Donny sudah mendengar penjelasan mengapa kamu
mengakhiri hubungannya pada malam itu. Ia juga berpesan padaku agar kamu
mengikhlaskan kepergiannya”.
Tangisan Adelia mulai
mereda, kemudian ia menoleh kearah Kunti.
“Jadi selama ini Donny
gentayangan hanya karena ia penasaran dengan alasanku mengakhiri hubungan kami
pada malam itu?” tanya Adelia lirih pada Kunti.
Kunti hanya membalas
pertanyaan Adelia dengan mengangguk pelan, karena ia takut Adelia marah
kepadanya.
Saat itu juga perasaan
Adelia semakin merasa bersalah pada Donny. Tangisnya yang sejak tadi mulai
reda, tiba-tiba air matanya mengalir lagi tanpa henti. Adelia semakin erat
memeluk nisan Donny.
Donny,
maafkan aku Don. Aku yang salah pada malam itu telah mengatakan hal yang tak
sepantasnya untuk dikatakan. Mungkin semua ini gara-gara aku. Andai saja malam
itu aku tidak mengatakannya padamu, kamu pasti tidak akan meninggalkanku untuk
selamanya. Andai saja malam itu aku tidak menelponmu untuk menemuiku, kamu
tidak akan pergi untuk selamanya. Donny! Maafkan aku. Aku yang patut disalahkan
atas kecelakaan yang terjadi pada kamu Don. Aku yang seharusnya pergi meninggalkan
dunia ini, bukan kamu Don. Bukan Kamu.
Donny,
tanpa kamu tahu saat aku mengakhiri hubungan kita pada malam itu. Aku terluka,
tanpa kamu tahu perasaan cintaku ini masih untukmu. Meskipun kamu tak lagi
bersamaku, setidaknya aku akan selalu menjaga cinta ini untukmu, hanya untukmu.
Tanpa kamu tau, meskipun aku sudah bersama dengan Gilang. Tapi tetap saja,
perasaanku masih untukmu. Aku harap kamu memaafkan kesalahanku pada malam itu,
kesalahan yang pada akhirnya membuat kita terpisah antara ruang dan waktu.
Donny,
Semoga kamu tenang di alam sana. Aku masih mencintaimu tanpa ada batas ruang
dan waktu.
Awan
semakin berselimut tebal dan langit menjadi hitam, gelap. Petir menggema dengan kencangnya. Tapi, tak
juga menghentikan tangisan Adelia. Ia masih menangis di atas makam Donny.
Hingga hujan turun dengan derasnya, tak seorang pun yang bisa mendengar
tangisan Adelia pada saat itu.
***
"Tulisan ini diikut sertakan dalam Give away Blog Betasmind 7 Juni 2014"
jd anak kecil yg ditabrak nasibnya gmana?
ReplyDeletesi adelia kan bisa bicara ama kunti, berati dia juga bisa bicaradengan arwahnya Doni. jadi dia nggak sedih lagi deh... hihihihi *ketawa ala kunti
semoga menang ya GA nya...
udah bagus kok ini ceritanya, asik dibaca :)
Anak kecil disana hanya tokoh sampingan jadi tak perlu dikhawatirkan hahahhaa :D
DeleteTapi, Donny udah nggak gentayangan lg kok hahaha
Amin. Semoga :)
thx pendapatnya :)
tema ceritanya berbeda sekali -_- gimana cara nulis yang beginiaaannnn T.T kok ga bisabisa yaaaa... aaakkkkk :3
ReplyDeletetulisannya kereennn.. sukses GA nya :)
Wuahaha, caranya cuman satu doang kok : perluas pengetahuan bacaannya. Jangan hanya baca cerita-cerita yang kebanyakan romancenya haha. Intinya semua butuh proses, latih terus aja kemampuan nulisnya nanti bisa kok lebih hebat dari ini hahha
DeleteIya, thx u so much (:
ceritanya kerenn... diawal gue sempet merinding... semoga tulisan ini menang ya,,,
ReplyDeleteAmin, semoga ::)
Deletegue penasaran sama si kunti ini asalny daari mana tiba2 ada di kamar kamu. gue kira bakalan bahas sosok si kunti dan masa lalunya ternyata UUA ujung2nya asmara haha
ReplyDeletetapi gue baca sampe akhir kok, soalnya gue penasaran si doni ini kenapa kayak Jibril tiba2 datang, tiba2 pergi tau2 udah meninggl -__-'
but.. keren lah dengan kata kunci yg udah di tentukan bisa bikin cerpen.
Kalo bahas kunti takutnya entar ini bisa-bisa jadi novel fik :3
DeleteWuahahaha, thx ya Fik udah mau baca cerpen ini sampai habis :3
gue baca cerita diawal pas Adelia kecil berteman dengan kuntilanak itu kayak cerita di novelnya Kak Risa Saraswati, dan itu kisah nyata. Kak Risa emang indigo dan bisa melihat sosok-sosok hantu, dan masa kecil Risa pun juga berteman dengan hantu. lah ini kenapa jadi nyeritain Risa Saraswati hehe.
ReplyDeletelo keren banget. bisa menggunakan 5 kata kunci yang di berikan Bang Beta, trus di bikin cerpen sekeren ini. sebenarnya disitu masalahnya gara-gara penjodohan antara Adelia dengan Gilang yaa, sehingga menyebabkan Adelia dan Donny pun putus dan kemudian terjadilah kecelakaan tersebut. jadi yang harus disalahin yaa orang tua Adelia sebenernya wkwkwk. tapi semoga Adelia bahagia deh dengan Gilang.
sukses yaa buat GA nya. gue kemarin ga sempet ikutan. tapi gue yakin lo pasti menang, cerita lo keren banget soalnya.
Hahhaha, oh ya? sebelum ini aku belum kenal sama kak Risa Saraswati. Dan kalo kamu enggak bilang ya pasti aku enggak tau sama ka Risa saraswati hehehe. Btw, thx udah mengenalkan aku seorang penulis yang namanya ka Risa :)
DeleteHahahha, enggak ini biasa aja. Masih biasa banget malah menurutku :D ini cerpen dibikin atas dasar kekhilafan sampai 12 halaman ms. word -__- iya, semoga Adelia bahagia :D
Yah, sayang banget kamu nggak ikutan, Amin,
duuh bacanya malam2 jumat begini lagi, hehehe cuma lucunya cerpen ini hantu ceweknya itu malah bernama kunti, kenapa gak bagusan dikit gitu? ahahaha gak penting sih, ceritanya udah bagus ini, aku gak bisa buat cerpen :(
ReplyDeleteWuahahha, Kunti udah nama paling bagus :D
DeleteNggak mungkin aku namain hantunya pake nama Isabella :P
Thx, wah siapa bilang kamu nggak bisa? hanya saja mungkin kamu belum mencoba. Ayo dicoba dicoba pasti bisa hehehe
Eh kok aku malah merinding pas baca bagian awalnya. -_- gak ada yg nyeremin selain setan yg ngomong langsung ke kita. Kalo cuma nakut2in dengan bayangan mah gak apa2. Ini langsung ngajak main. Sumpah itu sereemmmm fat. :(
ReplyDeleteTerus kenapa namanya kunti.. :( hahahaha.. Serem sumpah -_-
Terus bagian pas udah dewasa tuh kaget, kirain masih kecil kok udah pacaran aja, dijodohin pulakkk. Ahaha.. Tapi setelah baca lagi ternyata ada alur majunya. :D
Keren fat.. Endingnya lumayan twist. #halah
Ah payah ka Erick ternyata penakut :P
Deletenamanya kalo bukan kunti nanti nggak serem kak hahhaha
iya inikan alurnya maju gitu hehhe
thx ka erickkkk :D
Wah keren nih cerpennya. tenyata tidak terlalu menyedihkan untuk bacaan siang ini..
ReplyDeleteAku titip pesan kak, boleh gak? bilangin ke keluarga nya Donny, tolong secepatnya diadakan tahlilan di rumahnya buat mendoakan arwah si Donny. biar arwahnya bisa tenang dan diterima di sisi Allah SWT. Amin (-/\-)
Wuahahaha tetapi terlalu hm..apa ya? entahlah hahha
DeleteWuahaha bikin ngakak aja nih :D
Iya nanti kalo tahlilan kamu baklaan diundang mau nggak :P
kenapa kamu bahas mantan sih , aku jadi galau tapi kalo mantan yang kamu jabarin itu mantan spesial :'v meski mereka beda alam tapi tetap aja pacaran , suugooi :v
ReplyDeleteWuahahahha galau ya kak Nenna? ah kak Nenna mah emang galau terus :P
Deletekedua-kalinya bebusa baca postingan diblog ini... oke semoga kita menang... hehehehe.. :)
ReplyDeleteWuahaha maka bebusa :D
DeleteAmin wkkwkwk
Kamu nyuruh aku baca cerpen horor begini-___-
ReplyDeleteNggak ding, awalnya doang yang horor. Ya ke sananya juga sih. Kalo lagi di kosan mungkin aku stop bacanya. Hahaha.
Idenya udah menarik kok menurutku. Ini lucu aja ceritanya bisa ngobrol sama hantu. Ceritanya sama kayak waktu aku ada di awal-awal kuliah. Udah enak dibaca, tinggal dirapiin lagi aja. Tanda baca juga perhatiin lagi ya. Apalagi ini buat giveaway. Lebih rapi lebih baik.
Aku udah nebak sih pas Kunti ada urusan itu jangan-jangan ngurusin Donny. Tapi aku kira meninggalnya pas itu. Taunya udah setaun lalu. Hiii serem juga ya-___-
Buat part sedihnya, coba boleh pake tips yang aku share di grup itu Fat. Atau kamu sering-sering baca bagian sedih, gimana cara mengungkapkan biar pembaca bisa ikutan sedih. Soalnya menurutku ini ceritanya asik banget. Lebih asik lagi kalo part sedih itu ngena banget ke hati :D
Aduh kepanjangan. Oke deh sukses ya!:))
Thankss ka Dwi masukannya, oke nanti aku lebih belajar lagi bagaimana mengungkapkan kesedihan hahaha
DeleteIya aku terkadang emang bingung gimana caranya nulis pas bagian sedihnya atau apalah. Maklum aku belum terlalu bisa menggambarkan bagaimana sedihnya itu lohhh :D
Makasih juga ka Dwi udah mau baca :)
Thanks a lot :)
kayaknya aku bisa nebak kenapa muncul karakter kunti ini, mungkin untuk menjelaskan keadaan doni yang tidak bisa dilihat si adelia.
ReplyDeletetapi menurutku si sebenarnya gausah muncul kunti, ceritanya bakal lebih real.
:D
pas awal-awal baca agak parno juga sih, untung gue bacanya siang-siang wkwk. kirain tuh si Kunti jahat, eh ternyata dia baik ya.. baik sih, tapi tetep aja... kirain gue juga Donny bakal jadian sama Kunti soalnya dunia mereka udah sama, eh ternyata enggak huhuhu. ada lanjutannya dong kak! hehehe
ReplyDeleteSedih ceritanya..bagus two thumbs up and five stars :)
ReplyDelete