Konten [Tampil]
Malam semakin larut, seorang pemuda sedang berjalan sendiri di tengah hutan. Nampak ia sedang mencari sesuatu dengan sebuah lampu senter yang sudah mulai redup, pertanda baterainya sudah mau habis. Tiba-tiba ia dikejutkan dengan sosok seorang laki-laki yang terlihat tua.
“Hai anak muda, sedang
apa kau disini malam-malam?” Tanya sesosok kakek itu.
“En…engg aku hanya berjalan-jalan
saja melepas penat.” Jawabnya dengan penuh kebingungan.
Berjalan berputar
mengelilingi anak muda itu lalu sambil memperhatikan “ah, ku pikir kau sedang
mencari sesuatu. Siapakah namamu wahai anak muda?”
“Hahaha, tentu saja
tidak. Aku hanya sedang berjalan melepas penatku. Panggil saja aku dengan
sebutan Alam” jawabnya lagi dengan penuh percaya diri.
“Hai Alam, kebetulan
sekali. Kalau begitu, maukah kau ikut ke gubukku?” tanya kakek itu.
“Untuk apa aku ikut,
Kek?”
“HAHAHAHAHA, Kakek? Aku
tak mau kau panggil kakek. Memangnya aku terlihat tua dengan penampilanku
seperti ini? Panggil saja aku Mbah Dukun.”
“Mbah dukun? Nama yang
aneh memang.” gerutunya dalam hati
“Hah? Aneh? Kau bilang
aneh namaku ini?” tanya kakek tua sambil mendekatkan wajahnya ke pemuda itu.
Anak muda itupun
kebingungan bagaimana bisa si kakek ini mendengar omongannya, padahal cuma dalam
hati. “O..tentu saja tidak Kek, eh—Mbah Dukun. Namanya bagus kok” jawabnya
terbata-bata.
“Bagus-bagus.
Bagaimana? Kau mau ikut ke gubukku?” Tanya kakek itu sekali lagi meyakinkan
pemuda tersebut untuk ikut ke gubuknya.
Tak ada jawaban. Pemuda
itu masih dalam kebingungan.
“Hei! Anak muda kau
takut ikut kegubukku? Jangan takut seperti itu. Aku tidak akan melukaimu, hanya
saja aku akan memberikan hal yang tidak akan kau bayangkan sebelumnya”
“Hal apakah itu?” tanyanya
penasaran kepada kakek tua.
“Kau akan kuberikan
sebuah website.” Kata kakek itu
Pemuda itupun makin
heran. “HAH?! Website? Benda apakah itu, Mbah Dukun?
“Dasar memang kau ini
bagaimana sih? Hidup dijaman sekarang belum tau website itu apa? Dasar kau ini
pemuda katrok” cibir kakek tua kepada si Alam yang masih heran dengan yang ia
alami.
Ia pun terdiam. Masih menunggu
jawaban kakek tua itu.
“Begini, Lam. Website
itu suatu situs yang bisa buat kamu terkenal dengan keahlianmu itu loh. Kamu kan
pinter edit foto, nanti kamu ceritain aja gimana cara edit foto-foto itu diwebssite yang Mbah berikan.”
“Loh, bagaimana Mbah
Dukun bisa tau keahlian saya?” tanyanya lagi makin heran.
“Aduh, kamu tak usah
tanya-tanya itulah. Aku pasti taulah, aku gitu lohh” jawab kakek itu dengan
percaya diri.
“Gimana? Mau gak? Kalau
kamu udah punya website. Kamu bakalan bisa terkenal di daerahmu itu loh, dimana
ya itu? Mbah lupa deh jadinya”
“Di Banjarmasin, Mbah”
jawabnya.
“Oh iya di Banjarmasin,
nanti kamu juga bisa jadi Blogger Banjarmasin yang dikenal dimana-mana” Tambah
si Kakek meyakinkan si Alam.
Meskipun Ia masih ragu
dengan semua ini. Namun, si Alam memberanikan diri untuk menerima tawaran si
Mbah. “Wah, menarik juga ya penawaran si Mbah ini. Lalu apa syarat yang harus
aku lakukan Mbah?”
“Tenang, kau cukup
memasang fotoku saja di websitemu itu maka aku akan memberikan semua yang kamu
inginkan wahai anak muda,”
“Wah terima kasih Mbah,
ternyata Mbah baik sekali ya.”
“Ehh…mengapa kita asik
mengobrol disini. Seharusnya kau ikut saja ke gubukku, akan kuberikan semua
yang kamu inginkan disana.”
Tanpa ragu-ragu si Alam
mengikuti Mbah Dukun berjalan menuju gubuk ditengah hutan.
***
Kring...Kring....Kring
Alarm di kamarku pun berbunyi. Ternyata sudah menunjukkan jam 7 pagi.
"Ah, mimpi apa aku barusan. Aneh sekali mimpinya. Syukur cuma mimpi"
gede jua lah nyali pemudanya larut malam bejalanan ke hutan, untung tetamu kakek kada tetamu hantu
ReplyDeleteUntung mimpi, amun bujuran bisa... kada papa ay
ReplyDelete