Konten [Tampil]
Siapa diantara kamu sering banget
menerima pertanyaan atau bahkan pernyataan “Udah sarjana ya? Kerja dimana?”
atau “Udah sarjana kok belum dapat pekerjaan sih?”. Atau pernyataan lain missal
kamu udah kerja tapi kerjaan kamu gak sesuai dengan gelar yang kamu dapatkan “Ih
kok kerja itu sih? Sayang banget tuh gelar sarjananya.” Pasti, sebagian dari
kalian pernah merasakan berada pada posisi itu. Kalau aku? Sampai sini sih
belum, karena belum sarjana. Kita tunggu saja pertanyaan dan pernyataan seperti
itu datang bertubi-tubi dan sambil menyiapkan jawaban serta senyuman terbaik
untuk menghadapinya.
Postingan ini pun berawal dari
postingan tweet yang berseliweran d itimeline. Kalau gak salah yang bikin tweet
itu ternyata berprofesi sebagai seorang ojek online. Lalu, dia menerima cibiran
yang bunyinya kurang lebih seperti ini “Cape-cape orang tua biayain sekolah,
kuliah dan kehidupan lo malah nganggur lama eh sekalinya kerja cuman jadi
driver online." EMANG ADA YANG SALAH YA SEORANG SARJANA KERJA JADI DRIVER ONLINE?
Sampai sana aku pun mikir, sepertinya pemiran orang-orang masih sama yaitu : sarjana-harus dapat kerjaan yang layak, penghasilan banyak, kerjanya harus relate sama gelar. Pemikiran yang perlu diluruskan kepada orang-orang yang pemikirannya seperti ini. Kok rasanya ya, punya pendidikan sarjana terus jadi pengangguran atau gak dapat pekerjaan yang bagus bakal jadi bahan cibiran. Atau gak sekolah juga dapat cibiran, emang ya semua hal kalau dimata orang lain gak pernah benar. Kecuali dimata orang yang punya pemikiran yang tepat.
TUJUAN BUAT JADI SARJANA APA SIH?
Sebenarnya tujuan buat jadi sarjana apa sih? kamu udah pada tau belum tujuan jadi sarjana apa sih? Jujur ya, dulu waktu aku masih belum menjadi seorang mahasiswi masih SMA lah ya kalau gak salah. Aku cuma mikir pengen kuliah, udah gitu aja. Pokoknya aku pengen kuliah, sampai pada saat lulus SMA aku ditawarin kerjalah. Apapun itu, gak ada yang bisa meruntuhkan niatku pengen kuliah. Pokoknya aku pengen kuliah, titik! Emang kalau aku punya kemauan susah digoyahkannya. Mungkin ya pada saat itu pemikiranku masih standar, mungkin ya masih sama seperti pemikiran orang kebanyakan "Pengen kuliah, dapat gelar sarjana, lalu dapat pekerjaan yang layak". Menurut aku sih itu tujuan yang sangat standar dan pastinya udah menjadi tujuan orang kebanyakan pada umumnya.
Dulu aku sempat bingung sih, kok bisa ya si A dia udah punya gelar sarjana tapi ternyata pekerjaannya cuman jualan tuh? Mungkin ya tulisan ini akan sedikit membuka pikiran kalian-kalian yang selalu melontarkan pernyataan tak mengenakkan hati buat para sarjana diluar sana yang kerjanya gak relate sama sekali dengan gelarnya.
Lalu, sampai pada akhirnya aku menjalani sebagai seorang mahasiswa dan ternyata tujuan menjadi seorang sarjana gak sesempit itu gaes. BANYAK HAL! Yep banyak hal yang bisa didapatkan. Salah satunya ya ilmu pengetahuan, dengan ilmu pengetahuan yang banyak kita akan bisa melihat segala hal dengan sisi yang berbeda. Misal ya, biasanya cewe ya yang sering jadi bahan perbincangan "Duhhhhh gelar sarjana, tapi kok JADI IBU RUMAH TANGGA?". Memangnya ada yang salah ya cape-cape kuliah terus punya gelar sarjana dan jadi Ibu Ruma Tangga? TIDAK SALAH SAMA SEKALI.
Sampai sini aku juga paham, tidak ada yang salah dengan gelar sarjana tapi pada akhirnya menjadi seorang Ibu Rumah Tangga. Toh, ternyata menjadi IRT itu adalah pekerjaan paling mulia. Bayangin ya, ngurusin suami, anak, masak, itu udah luar biasa banget. Cuma Ibu Rumah Tangga yang bisa melakukannya dengan cara multitasking. Lalu yang wanita karir yang gak sepenuhnya jadi Ibu Rumah Tangga salah ya? Oh, pastinya gak salah dong. Lagi-lagi itu pilihan masing-masing. Kalo sanggup jadi IRT sekaligus wanita karir ya silakan, kalau pengen cuma jadi IRT ya silakan.
Balik lagi ya, dengan menuntut ilmu seting-tingginya ya setidaknya kamu punya pengetahuan yang lebih luas. Bahkan, kalau menjadi seorang ibu kelak pun tentu harus punya ilmu pengetahuan yang bisa diajarkan ke anak-anak kelakkan??? Jadi tidak ada yang salah menjadi seorang IRT, toh nanti bakal jadi guru pertama buat anak-anak kamu kelakkan? Kok aku malah bahas tentang ini ya. Tapi, sebenarnya relate lah ya sama postingan ini.
Oke, terus kalau kita terus-terusan berpikir menjadi sarjana sama dengan mendapatkan pekerjaan yang layak. Oh, itu hanya akan membuat kamu stress berkepanjangan atau ujug-ujugnya kalau ditawarin kerjaan yang gak relate atau gak layak kamu, maka kamu bakal menolaknya. Sebenarnya semua pekerjaan mau layak atau enggak, yang penting sih halalkan ya? Insha Allah berkah. Jadi, balik lagi ya tujuan sarjana gak cuma tentang mendapatkan pekerjaan yang layak. Lebih daripada itu banyak hal yang bisa didapatkan.
SARJANA KOK KERJANYA ASAL-ASALAN
Sebenarnya ya menurut aku kerjaan itu gak ada yang asal-asalan, misal kek driver online itu. Tau gak? pekerjaan mereka tuh sebenarnya kek saling balance banget gitu loh antara sosial dan urusan cari uang. Berapa banyak tuh orang-orang yang bisa berangat kerja dengan selamat sampai ke kantor? berapa banyak tuh orang-orang yang bisa bepergian dengan mudahnya? berapa banyak tuh orang-orang yang kelaparan dengan ditolong oleh mereka dianterin makanan? Wuih, berjasa banget tau. Dan, jangan salah loh penghasilan driver online itu bisa saja melebihi yang kerja-kerja kantoran.
Jadi, ya menurut aku sih pekerjaan itu selama kamu senang, terus yang didapat juga sesuai aja sama capeknya, ya WHY NOT? Dan gak ada yang salah sama pekerjaaan mereka. Toh ya, terkadang penghasilan para pengusaha atau yang jualan itu penghasilannya lebih banyak loh daripada yang kerja kantoran. Intinya sih kita gak bakal bisa terus-terusan menjadikan gelar yang kita dapat dan pekerjaan kita harus sesuai. Bahkan ya menurut aku ada yang lebih penting selain mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan gelar yang udah kita dapat. Tau gak apa?
Menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan yang di dapat selama sekolah ataupun selama kuliah dikehidupan sehari-hari. Nah, menurut aku itu sih yang lebih penting. Jujur ya, sampai sejauh ini sampai detik ini detik-detik sebentar lagi aku bakal meraih gelar sarjanaku sebagai sarjana Teknik Lingkungan. Dari 1-100%, keinginanku untuk bekerja sesuai jurusan ini rasanya semakin menurun. Kira-kira kenapa ya?
Karena, aku lebih tertarik menjadi seorang pengusaha, social media enthusiast, digital marketing, atau yang berhubungan sama dunia-dunia teknologi inilah ya. Enggak salahkan? Toh aku merasa gagal bukan karena nantinya gak kerja sesuai jurusan kuliah. Tapi aku bakal merasa gagal, kalau nanti aku gak bisa menerapkan apa yang kudapat diperkuliahanku. Ya salah satunya ilmu mencintai lingkungan, intinya sih sedikit berasa malu aja gitu kalau udah cape-cape belajar tentang dampak lingkungan tapi aku sendirinya gak peduli sama lingkungan. Serius nih ya, beneran bukan pencitraan meskipun sekarang aku masih gak stabil penerapan hidup zero wastenya.
So, buat kalian mau gelar sarjana kerjanya dimana aja selama itu enjoy buat kalian. Nikmatin aja, nggak perlu dengerin omongan tetangga atau siapapun. Benarkan?
So, buat kalian mau gelar sarjana kerjanya dimana aja selama itu enjoy buat kalian. Nikmatin aja, nggak perlu dengerin omongan tetangga atau siapapun. Benarkan?
hihi yang berkomentar pasti hanya melihat dari satu sisi dan belum melihat progressnya aja sih ya kak, semua mah akan ada waktunya asal terus usaha. banyak bidang nggak perlu yang kerja harus di mana, yang ini itu, padahal kan kebutuhan serta masalah juga buanyak banget hihi kalau mau terjun di manapun
ReplyDelete