Siapa yang setelah menikah jadi sering bertanya-tanya kapan ya aku hamil? Atau ada yang ketagihan mencoba alat tes pack hanya untuk memastikan apakah sudah hamil atau belum. Meskipun terkadang tidak telat haid sekalipun, rasanya penasaran aja ingin mencoba alat tespack tersebut. Kali ini aku akan menceritakan bagaimana hasil percobaan aku menggunakan alat tespack beberapa kali dan cerita lainnya saat mengetahui positif hamil.
Kekhawatiran Sebagai Pasangan Baru
Menjadi pasangan yang baru saja menikah tentu tak luput dari pertanyaan kapan hamil? Udah isi belom? Begitu pun yang aku rasakan ketika saat awal-awal menikah. Emang sih nggak terlalu banyak juga yang nanya, tapi entah kenapa berasa horor aja dengar pertanyaan itu.
Terkadang, liat pasangan yang baru saja menikah dan memperlihatkan hasil tespacknya yang bergaris “dua”. Ada timbul pertanyaan, kok aku belum dikasih ya? Tapi lagi-lagi mencoba positif thinking. Anak adalah rezeki yang dititipkan Tuhan, namanya rezeki gak bisa dipaksa kalau Tuhan mau ngasih diwaktu yang tepat. Maka kita sebagai manusia hanya bisa berdoa dan berusaha.
Pernah sesekali berdiskusi dengan suami, “maaf ya aku belum bisa kasih hasil tespack 2 garis.” Suami pun menanggapinya dengan senyum dan dia juga mengatakan namanya anak itu rezeki, ya kita gak bisa maksa harus sekarang dikasih. Pernah juga menceletuk begini “Sebulan lagi kita coba ya, kalau belum berhasil kita ke dokter aja ya bulan depan.”
Saat itu usia pernikahanku baru berjalan 2 bulan. Memang terlalu dini untuk memvonis dan memutuskan langsung berkonsultasi ke dokter. Bahkan, saat aku baca di highlight salah satu dokter di instagram pun beliau mengatakan untuk memutuskan berkonsultasi ke dokter kandungan itu pun minimal usia pernikahannya berjalan setahun.
Melihat respon suamiku yang bahkan tidak ada paksaan bahwa aku harus segera hamil, membuatku lega. Beruntungnya aku memiliki suami yang pengertian, pikirku. Hingga saat itu aku mulai belajar ikhlas dan menyadari bahwa “Anak adalah rezeki dari Tuhan”. Tugas aku dan suami sekarang cukup berdoa, berusaha, dan meminta diberikan pada waktu yang tepat.
Berbagai Doa & Ikhtiar Dilakukan
Dulu waktu sebelum nikah, aku sering banget baca cerita orang yang mau nikah. Katanya sebelum nikah usahakan minum susu untuk program hamil terlebih dahulu. Untuk merknya tidak perlu aku sebutkan ya. Bahkan, baca-baca di beberapa forum juga memberikan saran kurang lebih sama sih untuk meminum susu hamil. Tanpa pikir panjang, karena aku penasaran sama susu hamil itu rasanya seperti apa dan juga sebagai bentuk usaha. Maka aku memutuskan mengkonsumsi susu hamil sebelum nikah.
Selain itu, aku juga disarankan temanku yang sudah menikah untuk mengkonsumsi asam folat. Kalau untuk asam folat ini, dari beberapa dokter kandungan pun juga menyarankan untuk mengkonsumsi bagi yang ingin melakukan program hamil. Tentu aku ikuti sarannya, waktu itu sempat mengkonsumsi sekitar 5x kalau tidak salah. Dan mengkonsumsi obatnya pun bukan diawal nikah sih lebih tepatnya saat di 2 bulan pernikahan.
Tidak hanya itu, akupun juga disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang sehat seperti sayur, ikan, dan sebagainya. Tidak ada salahnya sih, karena makanan sehat juga penting untuk mempersiapkan tumbuh kembang janin nantinya.
Mencoba Tes Pack Berkali-Kali
Sebagai pasangan baru menikah, mencoba alat tespack merupakan hal yang sangat menantang dan juga bikin deg-degan. Sepertinya tidak hanya aku saja, yang dilakukan temanku pun juga begitu. Bahkan mereka bilang saat baru menikah dan mengetahui telat haid maka mereka akan mencoba menggunakan alat tespack berharap garis dua itu muncul.
Padahal, untuk menggunakan tespack itu sih lebih baik dilakukan pada saat telat haid. Karena, jika menggunakannya setelah telat haid sekitar 1-2 minggu hasilnya lebih akurat. Disis lain kamu tidak perlu buang-buang uang untuk membeli tespack berkali-kali. Tapi, gapapa lah ya namanya juga pasangan baru lagi excited banget nungguin kehadiran buah hati. Benarkan?
Bagaimana denganku? Kalau aku, rasa-rasanya aku pernah mencoba tespack 3x. Sebelumnya, aku merasa haidku sedikit telat dari jadwal, tapi pas dicoba ternyata hasilnya masih garis satu. Antara sedih dan berusaha santai aja sih saat itu. Dan, pernah lagi dipercobaan kedua, aku iseng lagi mencoba tespack tapi percobaaan kedua ini hasilnya sama saja. Oh iya, dipercobaan kedua aku sengaja tidak memberitahu suamiku, aku takut dia berharap dan nanti malah kecewa.
Sebelum mencoba percobaan tespack yang ketiga, aku sempat haid tapi jadwalnya lebih maju dari biasanya. Saat itu bertanya-tanya dengan temanku yang lain. Ada temanku yang bercerita diawal kehamilan ia sempat seperti haid, lalu setelah haid selesai lalu dia mencoba menggunakan tespack dan hasilnya positif. Aku yang pada saat itu masih awam, dan mencoba mencari tau di internet apakah mungkin orang yang haid terus setelah itu ditespack bisa positif? Ada perasaan berharap pada saat itu, tapi nggak terlalu berharap banget sih takut kecewa.
Nah, akhirnya setelah haid itu aku tidak lagi berharap juga. Yaudahlah kalau memang positif nanti juga bakal ketahuan. Selang sebulan kemudian setelah haid terakhirku. Seharusnya aku haid lagi dong ditanggal yang sudah tertera dikalender menstruasi. Tapi, pada saat itu gak kunjung haid. Akhirnya, suamiku sadar “Kok sayang belum haid ya?”. “Oh iya ya, kok belum ya. Udah telat beberapa hari sih ini”, jawabku. Saat itu dia mulai curiga, tapi aku berusaha untuk santai dan bilang “yaudah nanti dicoba tespack tapi tunggu sampai seminggu aja ya”. Kami pun sepakat menunggu sampai telat haidnya seminggu.
Akhirnya Hasil Tes pack Positif
Setelah seminggu telat haid, kemudian aku memberanikan diri untuk mencoba lagi menggunakan tespack. Saat itu sebelum sholat subuh berjamaah, suamiku pun dengan penuh semangat mengingatkanku untuk mencoba tespack lagi. Aku menyiapkan 2 tespack sekaligus, dari yang harganya murah dan agak mahalan. Jaga-jaga kali aja hasilnya kurang akurat, atau ada kesalahan saat aku menggunakannya.
Pada tespack pertama, setelah dicelupkan dan menunggu beberapa saat hasilnya. Deg, saat itu aku deg-degan banget. Dan hasilnya ternyata bergaris dua. Kemudian, karena merasa tidak yakin dan tidak percaya dengan hasilnya. Akupun mengulangi menggunakan tespack yang kedua. Dan hasilnya ternyata sama! Masih tidak percaya, dan berasa seperti mimpi.
Setelah itu, aku menuju kamar dan memperlihatkan hasil tespacknya kepada suamiku. Dan ekpresi suamiku pun pada saat itu tersenyum dan kamipun berpelukan. Rasa-rasanya masih seperti mimpi, baru saja kemarin rasanya kami berharap-harap cemas.
Dan aku pun sepakat dengan suamiku untuk tidak memberitahu hal ini ke sosial media ataupun teman dekat terlebih dahulu. Kami hanya memberitahu ke orang tua kami saja. Disisi lain aku juga merasa takut kali aja hasilnya positif palsu. Setelah mengetahui hasil tespack positif, tentu saja rasanya tak sabar untuk segera ke dokter kandungan. Namun, kami memutuskan untuk selang seminggu lagi memeriksakan ke dokter kandungan.
Kira-kira berapa ya usia janinku? Apakah dia bertumbuh dengam baik? Apakah hasil positif ini beneran positif? Apapun itu, semoga setelah pemeriksaan di dokter kandungan nanti kami mendengar berita baik.
Mau tau cerita kehamilan selanjutnya, pantengin blog ini terus ya atau baca disini.
semoga janinnya berkembang dengan baik dan sehat juga ibu dan ayahnya. Semoga saya juga lekas punya pasangan ya mba.
ReplyDeleteSalam sehat
Seru ya harap-harap cemas menantikan si buah hati, akhirnya yang dinanti pun datang.
ReplyDeleteAnak adalah rezeki Tuhan, jadi nggak usah maksa kapan dikasihnya. Love this quote.
Alhamdulillah senang banget bacanya. Sehat-sehat ya mbak bersama Dede Utun hehe. Gak sabar pengin tahu cerita selanjutnya.
ReplyDeleteMenunggu hasil testpack positif itu rasanya luar biasa ya, Mbak. Deg-degan dan lain sebagainya. Saya setelah menikah juga tidak langsung hamil. Perlu menunggu usia 2 tahun pernikahan, Alhamdulillah bisa positif. Pas awal testpack saya juga sempet gak percaya. Terus langusng ke bidan, kasih tau orang tua. Seminggu kemudian langsung USG. Alhamdulillah. Beneran positif. Saya juga dulu takut positif palsu, hiks.. :(
ReplyDeleteAku dulu juga gelisah mbak pas ngga hamil-hamil.. Krn tuntutan ini itu, jadi makin stres. Untungnya suamiku ngga maksa juga.
ReplyDeleteBersyukur suami mbak pengertian orangnya, jadi bisa support mbak soal kehamilan. Btw, selamat ya mbak!
Alhamdulillah... selamat ya mbak, semoga sehat selalu kehamilannya
ReplyDeleteBaca postingan mbak Fatimah, saya jadi senyum-senyum sendiri karena pernah ngalamin juga. Telat haid 2 minggu, saya tespack tapi negatif, sampai saya beli 3 alat tespack. Saya cek setiap 5 hari sekali, hahha saking pengennya hamil.
Setelah saya pasrah eh malah hamil, lucu ya tapi senenga banget.
Ditunggu ya cerita selanjutnya, pasti seru tuh
Barakallahu fiikum, kak..
ReplyDeleteSenang sekali mendengar kabar kehamilan pertama.
Semoga sehat-sehat selalu hingga persalinan nanti.
Alhamdulillah memiliki partner hidup yang super sabar dan pengertian. Karena ini adalah penguat bagi wanita ya..
Jadi teringat gimana usaha saya dan istri agar lekas hamil di awal-awal pernikahan, kami sampai hunting sate kelinci di kota Batu. Kalau saja saya menikah di usia yang jauh lebih muda mungkin saya akan menunda dulu punya anak karena ingin menikmati kemesraan bersama istri tapi karena usia sudah di atas 30 nggak mau nunda lagi hehehe
ReplyDeleteAlhamdulillah, selamat mbaaaaakk ^^
ReplyDeleteSemoga kandungannya sehat selalu yaa mbak, aku juga pejuang garis dua. Semoga bisa segera menyusul. Aamiin
Perjuangan-perjuangan yang nantinya bisa jadi cerita manis dimasa depan.